SAINS Vs REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Oleh:
Nurul
Mawaridah
SMP
S-PEAM Kota Pasuruan
E-mail:
rosetiantrue17@yahoo.com
Sains merupakan
suatu aktivitas intelektual berupa pengamatan sistematis terhadap keadaan dan
kejadian di alam untuk menemukan fakta dengan merumuskan prinsip-prinsip, dan
hukum-hukum tentang alam semesta. Sains juga dapat diartikan sebagai kumpulan
pengetahuan yang tertata yang dapat diverifikasi atau diuji melalui
penyelidikan lebih lanjut. dengan demikian sains memiliki peranan yang penting dalam
kehidupan untuk menjawab keingintahuan manusia terhadap fenomena alam
(pengetahuan), membentuk dan meningkatkan kecerdasan (pendidikan) serta meningkatkan
kualitas hidup (aplikasi) yang salah satunya adalah keterampilan hidup dalam
menghadapi era revolusi industri 4.0.
Revolusi industri 4.0 bertopang kepada revolusi
industri 3.0 yang disebut sebagai
era revolusi digital. Industri 4.0 memiliki dasar yang serupa dengan industri
3.0 yaitu penggunaan teknologi yang memiliki kecerdasan yang tinggi, namun pada
industri 4.0 teknologi tersebut bekerja secara otomatis dan mandiri tanpa
intervensi darimanusia. Industri 4.0 digambarkan dengan berbagai bidang yang
keseluruhannya terhubung ke internet dalam berkomunikasi satu sama lain. Perkembangan teknologi terus
mengalami kemajuan, hingga kini berada di era revolusi industri 4.0 yang
ditandai dengan adanya integrasi sistem yang mendalam dan aplikasi yang luas
dalam ruang cyber (Liu
& Xu, 2017).
Sains
dan revolusi industri 4.0 memiliki peran masing-masing untuk saling
mempengaruhi perkembangan satu sama lain. Salah satu contoh peran sains dalam
perkembangan revolusi industri yaitu di bidang bioteknologi yang meliputi
bidang kesehatan, ketahanan pangan, dan bidang bioteknologi lain. Dalam hal ini
sains dan revolusi industri akan terus mengalami perkembangan yang sangat
tergantung terhadap peran teknologi. Penerapan melalui proses penelitian terus
dikembangkan sebagai upaya pencegahan dan cara mengatasi berbagai penyakit,
upaya memenuhi kebutuhan, upaya menjaga kelestarian dan kelangsungan kehidupan.
Keberadaan sistem yang saling terintegrasi dapat mempermudah penelitian dalam
bidang tersebut. Revolusi industri 4.0 menitik beratkan pada sistem integrasi
berbasis data memungkinkan adanya peningkatan proses industri yang saling
terhubung melalui jaringan internet. Dalam hal ini konten berbasis data sangat
membuka peluang besar bagi eksistensi sains di berbagai bidang.
Eksistensi peranan
sains dapat menjadi penentu bagi berlangsungnya
peradaban era revolusi 4.0. Oleh karena itu, upaya yang sangat diperlukan
sebagai bentuk dukungan terhadap perkembangannya yaitu berupa perenungan kembali tentang hakikat sains
secara mendalam untuk memperoleh suatu
jawaban kebenaran hakiki dibalik sebuah sains. Pemahaman
secara mendalam
sangatlah diperlukan yang bermakna tidak hanya terpusat pada
hakikatnya saja, tetapi juga mempertimbangkan masa depan
sains bagi kelangsungan dan peningkatan taraf hidup manusia.
Terlebih lagi dalam mempersiapkan kompetensi untuk menghadapi era
revolusi 4.0 saat
ini yang kecenderungannya
sangat ditentukan oleh sains. Dalam hal ini sains
juga berjalan beriringan dengan perkembangan teknologi.
Merujuk pada pentingnya
peranan sains dalam mendukung keberlangsungan era revolusi industry 4.0, maka
sains menjadi bagian yang mendapatkan perhatian utama melalui bidang
pendidikan. Hal ini nampak dalam konten sains yang diberikan alokasi waktu
cukup banyak dalam proses pembelajaran dan bersinergi dengan basis perkembangan
teknologi yang ada. Harapan yang diperoleh perlu menekankan pada produk
pendidikan. Produk pendidikan tersebut nampak pada generasi bangsa dengan
kompetensi yang harus dapat bersaing dalam menghadapi perkembangan era revolusi
industri 4.0 ini dengan baik tanpa harus tersisih dengan akses informasi yang
serba cepat dan berbasis digital. Oleh karena itu sains dan revolusi industri
4.0 menjadi hal penting yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Referensi :
Liu, Y., & Xu, X. (2017).
Industry 4.0 and Cloud Manufacturing: A Comparative
Analysis. Journal Manufacturing Science and Engineering, 139(3): 034701.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar